Di Indonesia istilah Gizi dan Ilmu Gizi baru dikenal pada awal tahun
1950an. Istilah Gizi merupakan merupakan terjemahan kata ” Nutrition” dan “Nutrition
Science”. Meskipun belum resmi ditetapkan oleh Lembaga Bahasa
Indonesia, istilah Gizi dan Ilmu Gizi telah dipakai oleh Prof.Djuned
Pusponegoro, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu penyakit anak
di Fakultas Kedokteran UI tahun 1952. Pada tahun 1955 , Ilmu Gizi resmi menjadi
mata kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dan tahun 1958 secara resmi dipakai
dalam pidato pengukuhan Prof.Poerwo Soedarmo sebagai Guru Besar Ilmu Gizi
pertama di Indonesia, di Fakultas Kedokteran UI.
Pada tahun 1958 Alm. Prof.Poerwo
Soedarmo, yang waktu itu Direktur
Lembaga Makanan Rakyat , Departemen Kesehatan RI, menugaskan 4 Mahasiswa
tingkat akhir Akademi Pendidikan Nutritisionis-Ahli Diit , Bogor, untuk
menghadap Direktur Lembaga Bahasa Indonesia, Fakultas Sastra, UI, Dr. Soebandio. Tujuannya adalah untuk mendapat petunjuk terjemahan yang
benar dan ilmiah untuk kata Inggris “Nutrition”,
dan “Nutrition Science” kedalam
bahasa Indonesia.
Dr.Soebadio, menjelaskan bahwa akar bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab dan Sansekerta. Oleh karena itu
Dr.Soebandio menyarankan untuk mengambil
terjemahan dari kata Arab dan Sansekerta. Kata Inggris Nutrition dalam bahasa Arab di sebut Ghidzai, dan dalam bahasa Sanksekerta yaitu Svastavarena. Keduanya berarti sama, yaitu makanan yang menyehatkan. Atas
petunjuk tersebut Prof.Poerwo Soedarmo memilih kata Gizi
sebagai terjemahan resmi kata nutrition.
Sejak tahun 1952 kata Gizi itu sudah dipakai dikalangan ilmu
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sedangkan kata Svastaharena
di pakai dalam lambang organisasi Ahli Gizi Indonesia (Persagi) sampai
sekarang.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari proses makanan sejak masuk mulut
sampai dicerna oleh organ-organ pencernaan, dan diolah dalam suatu sistem
metabolisme menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi)
dalam darah dan dalam sel-sel tubuh. Zat gizi tersebut membentuk jaringan
tubuh dan organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing dalam suatu
sistem, sehingga menghasilkan pertumbuhan (fisik) dan perkembangan
(mental) , kecerdasan, dan produktivitas sebagai syarat dicapainya
tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera.
Sumber:
Dyah UP&Endo Dardjito. Buku Ajar Ilmu Gizi. Universitas
Jenderal Soedirman. 2016
0 komentar:
Posting Komentar